“Kacang Merah” Pembentuk Urine

Adik-adik sahabat ceria, di dalam tubuh kita ada yang disebut dengan sistem gerak, sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem respirasi dan sistem ekskresi. Semu itu merupakan salah satu ciri-ciri dari makhluk hidup. Sistem gerak meliputi bentuk tulang, ukuran tubuh kita. Ruang lingkup sistem sirkulasi itu adalah peredaran darah yang lengkap dengan alat pengatur yang paling penting yaitu jantung. Selanjutnya sistem pencernaan berkaitan erat dengan pengolahan makanan mulai dari mulut hingga produknya feses. Sedangkan sistem respirasi itu berhubungan dengan pernapasan manusia dan sistem ekskresi berkenaan dengan pengeluaran zat dari tubuh manusia seperti keringan, urine.

Dalam proses ekskresi melibatkan organ tubuh yang merupakan motor penggerak terjadinya proses ini. Dalam sistem ekskresi organ-organ yang penting adalah kulit, ginjal, paru-paru, dan hati. Dan yang paling penting dalam pembentukan urine adalah ginjal. Setiap manusia normal memiliki sepasang ginjal yang terletak di ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Jika diilustrasikan, ginjal itu berbentuk kacang merah. Bobot ginjal yang normal adalah 150 gr dengan panjang 10 cm dan ketebalan 3 cm. Dan bagaimana dengan anatomi ginjal lainnya? Anatomi ginjal yang lainnya jika dilihat dari luar ke dalam. Secara garis besar, bagian dari ginjal itu ada yang disebut dengan ureter yang merupakan saluran dari ginjal yang harus dilewati oleh urine menuju vesika urinaria (kantung kemih) yang merupakan tempat penampuang urine sementara sebelum dibuang lewat uretra.

Anatomi ginjal dari luar ada yang namanya korteks yang merupakan kulit bagian luar ginjal. Bagian yang berada di dalam atau setelah ginjal disebut dengan medula. Medula tersusun atas 1,25 juta nefron yang merupakan unit struktural dan fungsional terkecil pada ginjal. Satu nefron saja memiliki unit struktural yang terdiri dari badan Malpighi. Di dalam badan Malpighi terdapat pembuluh darah kapiler (glomerulus) dan kapsula Bowman. Kesemua unit ini sangat berperan penting dalam pembentuk urine. Pada neufron juga terdapat tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan kontortus distal.

Nah, adik-adik mari kita selidiki bagaimana terbentuk urine di dalam ginjal? Dalam proses pembentuk urine, proses pertama yang berlangsung adalah filtrasi. Proses ini terjadi di dalam nefron tepat di glomerulus. Dalm setiap kali pembetukan urine, darah yang masuk ke glomerulus akan disaring.Volumenya hanya sebanyak 1,2 liter. Hasil filtrasi dari glomerulus disebut dengan filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer akan menerukan perjalanannya menuju simpai Bowman.

Dalam sehari kita tentunya kita akan mengkonsumsi air hingga batas yang ditentukan adalah 8 liter. Namun, urine primer yang dihasilkan rata-rata sebanyak 18 liter atau 125 ml. Filtrat glomerulus memasuki tubulus kontortus proksimal. Tempat ini merupakan terjadinya reabsorpsi urine primer dari simpai Bowman. Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dari urine primer. Zat-zat yang reabsorpsi kembali adalah vitamin, glukosa, dan air serta asam amino. Lebih kurang 80 % air kembali diserap dan lainnya juga diserap. Zat-zat yang diserap kembali ini akan masuk ke pembuluh darah kapiler di dinding tubulus dengan cara difusi atau transpor aktif. Filtrat dari reabsorpsi ini disebut dengan urine sekuder atau filtrat tubulus.

Urine sekuder akan menuju lengkung Henle. Pada lengkung Henle desende (turun) sedangkan lengkung Henle asenden yang naik disebut dengan lengkung Henle asenden. Di lengkung Henle ternyata reabsorpsi terjadi lagi. Dimana ion natrium dan klor kembali diserap pada Henle asenden. Urine sekunder akan meneruskan perjalanannya masuk ke tempat berikutnya yaitu tubulus kontortus distal dimana terjadi lagi reabsorpsi ion natrium, kalsium dan air yang dikoordinator oleh Antideuretic Hormone atau ADH (hormon antiodeurik). ADH dapat menyerap air 9 liter perhari. Reabsorpsi pada tubulus kontortus distal dinamakan reabsorpsi fakultatif.

Tempat yang harus dilalui juga oleh urine sekunder adalah Duktus Kolektivus yang merupakan tempat terakhir terbentuknya urine. Pada Duktus Kolektivus terjadi proses Augmentasi yang merupakan sekresi zat-zat berupa senyawa racun (toksik), obat-obatan, dan amonia. Di tempat ini juga masih berlangsung reabsorpsi ion natrium dan air yang didalangi oleh hormon Aldosteron dan ADH.Urine hasil dari Augmentasi Duktus Kolektivus yang disebut dengan urine sebenarnya atau air seni.

Urine sebenarnya yang berasal dari Duktus Kolektivus akan disalurkan ke Pelvi Renalis. Seluruh Duktus Kolektivus yang ada pada Medula akan bermuara ke Pelvis Renalis. Urine yang berada pada Pelvis Renalis akan dialurkan lagi ke ureter yang bermuara ke Vesika Urinaria (kantung kemih). Kapasitas Vesika Urinari sendiri hany 300cc. Jika lebih dari itu tekanan di dalam Vesika Urinaria akan semakin besar yang menyebakan terjadi kelebihan daya tampung pada Vesika Urinaria. Sehingga kita mengalami hasrat untuk ingin buang air kecil.

Urine yang dikeluarkan intensitasnya berbeda-beda setiap orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah temperatur lingkungan dan tubuh, komsumsi gula, garam, kondisi ADH dan banyaknya meminum air. (Rahmadanil/ SMA Semen Padang, berbagai sumber, diterbitkan di Padang Ekspres Minggu halaman ceria)

4 Tanggapan

  1. mau nanya apa sih pengertian stimulus saraf renalis dan hormon antidi uretika (ADH)

  2. aku butuh info ttg vesika urinaria…. thanks

  3. tolong beri masukan mengenai percobaan tentang sisem ekskresi yang sesuai untuk anak sekolah dasar!? trims

  4. Thx bwt infonya..Cukup lengkap dan jeLas.Brarti urine sekunder lbh bnyk d saring lg y di bnding pd urine primer??

Tinggalkan komentar