Lelucon Absurd dan Penyair Imajiner


Judul : My Life as a Fake
Penulis : Peter Carey
Penerjemah : Olivia Imelda Tandjung
Ketebalan : 466 hlm
Cetakan : Pertama, oktober 2006
Penerbit : Serambi
Resensator : Rahmadanil/ SMA Semen Padang

Adalah Peter Carey yang telah meraih penghargaan Booker Prize yang bergengsi untuk novelnya Oscar and Lucinda (1988) dan True History of the Kelly Gang (Serambi 2006). Sebelum menerbitkan My Life as a Fake, penulis kelahiran Australia, 1943 ini sebelumnya telah menerbitkan tujuh novel dan sebuah antologi cerpen.

Baca lebih lanjut

Junior, Mobil Robot Tanpa Sopir

Pesawat ulang alit tanpa awak itu sudah biasa. Bayangkan kalau mobil dikemudikan tanpa sopir. Mungkin itu hanya ada dalam film yang merupakan imajinasi. Ini mengingatkan kita pada mobil KITT dalam serial Knight Rider. Mobil canggih yang dikemudikan tanpa manusia, mampu mengenali jalanan, melewati rintangan. Hebatnya lagi, mobil tersebut mampu melaju dengan kecapatan tinggi. Di tahun 2030 nanti hal itu akan menjadi kenyaatan

Mobil robot yang dibangun berbasis Volkswagen Passat Wagon produksi 2006 ini tengah diuji ketangguhannya. Sejumlah engineer dari Stanford University menamai mobil ini “Junior”. Junior akan mengikuti kompetisi mobil robot The DARPA Urban Challenge pada 3 November 2007 mendatang. Mobil robot ini dilengkapi dengan artificial intelligence (intelegensia buatan). Kepintaran untuk mengorganisir diri, melewati rintangan, melalui persimpangan jalan yang padat, mengenali berbagai jalan, dan mampun berjalan di berbagai medan merupakan nilai plus Junior. Untuk mampu berjalan dalam segala medan dan tak lepas dari kendali komputer baik pada setir, mesin maupun pada rem. Semua dimodifikasi dan terakses ke kompter kendali. Sementara itu, pada bumper mobil ini dipasang sepasang perangkat laser. Laser dilengkapi dengan radar yang menyuplai data kondisi sekitar modil ke komputer sentral agar operator dapat mengetahui posisi mobil berada. Sedangkan laser menyediakan pandangan 360 derjat dengan visualisasi tiga dimensi.

Baca lebih lanjut

Robot Humanoid Jepang Tak Kalah Canggihnya

Cerita teknologi robot Jepang tak ada habis-habisnya. Setelah sukses dengan robot yang lincah menari dan berjalan, Jepang kembali dengan terobosan baru. Negara Matahari Terbit ini mengusung robot humanoid (menyerupai manusia) yang mampu menyajikan teh dan mencuci gelas.

Tidak puas dengan robot yang mampu melayani minum teh, Jepang juga mengembangkan robot yang belajar dari kesalahan. Tomomasa Sato seorang profesor terus melakukan eksperimen robot humanoid. Dalam sebuah skenario, profesor ini menempatkan dua robot pada sebuah ruangan tamu. Kemudian Profesor Tomomasa Sato merebahkan badan pada sebuah sofa dan menghidupkan lampu baca. Kemudian Tomomasa Sato mengangkat tangannya memanggil robot yang bernama HRP-2W. Robot ini dilengkapi dengan celemek dan sarung tangan dapur. Robot itu merespon dan merespon serta menanyakan keinginan profesor Sato.

Baca lebih lanjut

Rogun, Robot Humanoid Korea: Pengasuh Sekaligus Penjaga

Kemajuan teknologi Korea mulai diperhitungkan. Sukses dengan berbagai produk ponsel dan elektronik lainnya, Korea terus merambah teknologi software. Sebuah perusahaan teknologi Korea tengah memproduksi Robot Humanoid (menyerupai manusia) pertama di Korea. KornTech perusahaan yang menciptakan robot bernama Rogun.

Robot setinggi satu meter ini mampu berjalan dengan dua kaki. Rogun memiliki fungsi yang beragam, salah satunya untuk mengasuh dan menjaga rumah. Rogun dilengkapi dengan dengan software kamera pengenal wajah. Untuk mengaktifkan fungsinya sebagai penjaga rumah, Rogun harus dihubungan dengan ponsel sang empunya. Bagamana kinerja Rogun sebagai penjaga rumah? Bila penyusup memasuki rumah empunya, kamera yang berada di mata Rogun mengirim sinyal ke ponsel pemilik rumah. Sedangkan Rogun sebagai pengasuh senantiasa mengirim laporan keadaan anak-anak tuannya.

Baca lebih lanjut

SPMB Gerbang Masuk PTN, Masuk PTS Pilihan Kesekian

Perjuangan belum selesai. Begitulah nasib pelajar SMA dan SMK yang telah lulus dari ujian akhir yang menjadi momok menakutkan. Bagi lulusan SMA dan SMK yang akan melanjutkan studinya ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri) harus “belajar” kembali. Pasalnya untuk menjadi mahasiswa di PTN yang terhimpun dalam SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) harus mengikuti ujian lagi. SPMB yang akan digelar pada 4-5 Juli mendatang, merupakan tantangan yang tak asing lagi dan menguras habis kemampuan pesertanya.

Seperti yang dilansir Republika dua minggu yang lalu, peminat SPMB dari tahun ketahun cendrung menurun. Hal ini disebabkan mulai menurunnya animo pelajar untuk kuliah. Karena masih dibayang-bayangi tidak jaminan seseorang mudah mendapatkan pekerjaan meskipun bertitel sarjana.

Baca lebih lanjut