Cinta Mengubah Segalanya

Judul : Sky Burial
Pengarang : Xinran
Alih bahasa : Ken Nadya Irawardani. K
Cetakan : Pertama, Agustus 2007
Ketebalan : 288 halaman
Penerbit : Serambi
Peresensi : Rahmadanil

sky-burial-copy.jpg

Sky Burial

TIBET, provinsi otonomi Republik Rakyat Tiongkok terletak di “puncak dunia”-pengunungan Himalaya, memiliki alam nan memesona. Bagi sebagain petualang, nuansa alam Tibet masih menyimpan beragam misteri. Tahun 1950, Tibet terlibat bentrok dengan Cina. Invansi Tentara Pembebasan Rakyat (Cina) berlangsung hingga tahun 1951.

Konflik yang terjadi menendang Dalai Lama-pemimpin Tibet dan abdi agama budha, dari Tibet. Xinren penulis kelahiran Beijing 1958 yang kini menetap di London menjadikan konflik itu sebagai latar belakang Sky Burial. Mantan wartawan dan presenter radio ini sekarang produktif menulis. Buku pertamanya, The Good Women of China, best seller skala internasional. Selain The Good Women of China dan Sky Burial, Xinran telah menerbitkan What the Chinese Don’t Eat dan novelnya Miss Chopsticks (2007).

Ada Sekolah di Rimba

Judul:Sokola Rimba
Pengarang:Butet Manurung
Cetakan:Pertama, Juni 2007
Ketebalan250 halaman
Penerbit:INSIST Press
Peresensi: Rahmadanil

cover-sekola-rimba.jpg

SOKOLA RIMBA

Orang rimba yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi, sangat kovensional. Penampilan mereka boleh dibilang sedikit “erotis.” Sebab kaum pria orang rimba tidak berbaju, mereka hanya mengenakan cawat—sejenis celana. Terlepas dari semua itu, pria yang sudah berkeluarga harus tunduk pada istri.

Hal yang menarik dari orang rimba ialah loyalitas mereka pada adat. Bagi mereka adat juga berfungsi sebagai tameng dari kebrutalan dunia luar. Salah satu contoh, wanita yang belum menikah berjalan dengan laki-laki sangat dilarang. Tidak hanya itu saja, adat orang rimba juga melarang berteman dengan orang terang yang memasuki hutan, ditenggarai orang terang membawa penyakit. Tradisi lainnya, bila salah seorang anggota keluarga mereka meninggal dunia, mereka akan bepergian jauh, mengarungi hutan untuk mengusir kesedihan.

Baca lebih lanjut

Agar Tak Terjadi Perjokian Ujian

Judul: Yes! Ujianku Sukses
Penulis:Fatan Fantastik
Ketebalan:116 hlm
Cetakan:Pertama, Juni 2007
Penerbit:Pro-U Media
Resensiator: Rahmadanil

Masih segar dalam ingatan kita kontrovesialnya ujian nasional siswa SMP dan SMA beberapa waktu yang diduga adanya indikasi perjokian ujian. Ini tidak terjadi bila peserta ujian sudah benar-benar siap mental menghadapinya. Dan pihak sekolah pun sudah menanggalkan rasa cemas siswanya tidak akan lulus.

Baca lebih lanjut

Saatnya Mengenal Rival Pikiran

Judul: Melacak Kekafiran Berfikir
Pengarang : Drs. Muhammad Thalib
Cetakan : Kesepuluh, April 2007
Ketebalan : 72 halaman
Penerbit : Uswah (Kelompok Pro-U Media)
Peresensi : Rahmadanil


Sadarkan Anda, terkadang pikiran kafir menyusup, mengganggu kejernihan berpikir? Virus ini yang tengah menjangkiti para sarjana islam yang nota bene berlatar pendidikan tinggi. Mereka yang menimba ilmu di Eropa dan Amerika—negara dengan peradaban manusia modern terlebih teknologi yang merujuk pada pendidikan, sudah barang tentu memiliki pola pikir yang intelek. Namun, para intelektual ini belum tentu memiliki pola pikir yang senada dengan agama yang dianutnya. Maka, jangan heran mereka yang mengaku beragam islam, hasil bentukan pendidikan barat secara halus mulai menentang islam lewat jurnal, makalah, tesis maupun karya ilmiah.

Baca lebih lanjut

Pemimpin Sederhana Meskipun Serba Ada

Judul : Ahmadinejad The Lion from Aradan
Penulis : Sayyid Maulana Khan
Penerbit : Dar! Mizan
Cetakan : Pertama, April 2007
Tebal : 176 hlm
Peresensi : Rahmadanil

ADALAH Iran, negara timur tengah yang terletak di Asia barat daya yang tengah mengembangkan teknologi nuklir. Di bawah pimpinan presiden Ahmadinejad, Iran tetap kekeh mengembangkan teknologi pemusnah massal ini dengan alibi untuk kepentingan Iran bukan perang. Namun, Amerika dkk sewot, takut bila Iran menggunakan teknologi tersebut untuk perang. Dan Amerika berusaha menjinakkan PBB agar menjatuhkan sanksi pada Iran jikalau aktivitas nuklir tersebut tidak dihentikan dengan pertimbangan perdamaian dunia. Iran terus mendulang spekulasi demi spekulasi dari berbagai negara termasuk Indonesia. Anehnya lagi permasalahan Iran berefek samping pada suhu politik dalam negeri Indonesia sendiri.

Kini Iran eksis di kancah politik dan menjadi buah bibir dunia. Negara yang mengalami revolusi di tahun 1979 ini terus mengembangkan sayapnya, tak gentar berada di bawah bayang-bayang Amerika. Terlepas dari semua itu, kemajuan suatu negara pada hakikatnya tak terlepas dari kepiawaian pemimpinnya. Di bawah pimpinan presiden Mahmoud Ahmadinejad, Iran lebih maju.

Pribadi seorang Ahmadinejad tergolong pribadi pemimpin yang langka. Kesederhanaannya, menambah daftar pengalaman ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid ketika berkunjung ke kediamannya. Tokoh revolusioner Iran ini tidak pernah tinggal di rumah dinasnya. Rumah pribadinyalah yang dijadikan sebagai rumah dinas. Rumah yang terletak di gang buntu itu memiliki ruang tamu yang berukuran 6×10 meter. Dengan tata ruang yang sangat sederhana, sofa tanpa meja, AC yang jarang dihidupkan. Sehingga tamu presiden terpaksa meletakkan minumannya di bawah sofa. Sebagai seorang presiden Ahmadinejad tidak malu dengan kesederhanaannya? Malah dengan sopan Ahmadinejad menjawab. “Kenapa harus malu?” Bagi Ahmadinejad keberadan furniture dan design interior yang mewah bukanlah sesuatu yang membuat presiden tersebut dihormati, melainkan tanggung jawabnya sebagai pemimpin menjadi tolok ukur.

Baca lebih lanjut